Senin, 24 September 2012

ASKEP PANKREATITIS


ASKEP PANKREATITIS
BAB I
A Definisi
Pankreatitis adalah reaksi peradangan pancreas yang ditandai oleh autodigesti pancreas oleh enzim-enzim pancreas, bahan-bahan vasoaktif dan bahan-bahan toksik lainnya keluar dari saluran-saluran pancreas dan masuk ke dalam ruang pararenal anterior dan posterior serta rongga-rongga peritoneum. Bahan-bahan ini mengakibatkan iritasi kimiawi yang luas.
Berdasarkan The second International Symposium on the Classification of pancreatitis ( Mareilles, 1980), pancreatitis d bagi atas:
1. Pancreatitis akut : fungsi pancreas kembali normal lagi.
2. Pancreatitis kronik : terdapat sisa-sisa kerusakan yang permanen.

A. Etiologi pankreatitis yaitu
1. Alkohol
2. Batu empedu
3. Pasca pembedahan
4. pasca ERCP
5. Trauma tumpul
6. Metabolic, antara lain hipertrigliseridemia, hiperkalsiema dan gagal ginjal.
7. Infeksi : virus parotitis, hepatitis, koksaki, askaris dan mikoplasma.
8. Berhubungan dengan obat-obatan , antara lain azatioprin, 6 merkaptopurin, sulfonamide, tiasid, furosemid dan tetrasiklin.
9. Penyakit jaringan ikat antara lain lupus eritematosis sistemik.

B. Patofisiologi

Sebagai kontras adanya berbagai factor etiologi yang menyertai pankreatitis, terdapat berbagai rangkaian kejadian patofisiologi yang uniform yang terjadi pada timbulnya penyakit ini. Kejadian ini didasarkan pada aktivitas enzim di dalam pancreas yang kemudian mengakibatkan autodigesti organ.
Dalam keadaan normal pancreas terlindung dari efek enzimatik enzim digestinya sendiri.enzim ini disintesis sebagai zimogen yang inaktif dan diaktivasi dengan pemecahan rantai peptid secara enzimatik. Enzim proteolotik ( tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase, elastase ) dan fosfolopase A termasuk dalam kelompok ini. Enzim digesti yang lain seperti amylase dan lipase disintesis dalam bentuk inaktif dan disimpan dalam butir zimogen sehingga terisolasi oleh membrane fosfolipid di dalam sel asini.
Selain itu terdapat inhibitor di dalam jaringan pancreas, cairan pancreas dan serum sehingga dapat mengaktivasi protease yang diaktivasi terlalu dini. Dalam proses aktivasi enzim di dalam pancreas, peran penting terletak pada tripsin yang mengaktivasi semua zimogen pancreas yang terlihat dalam proses autodigesti ( kemotripsinogen, proelasase,fosfolifase A ).
Hanya lipase yang aktif yang tidak tergantung pada tripsin. Aktivasi ezimogen secara normal dimulai oleh enterokinase di duodenum. Ini mengakibatkan mulainya aktivasi tripsin yang kemudian mengaktivasi zimogen yang lain. Jadi diduga bahwa aktivasi dini tripsinogen menjadi tripsin adalah pemicu bagi kaskade enzim dan autodigesti pankreas.
Adapun mekanisme yang memulai aktivasi enzim antara lain adalah refluks isi duodenum dan refluks caian empedu, aktivasi system komplemen, stimulasi, sekresi enzim yang berlebihan. Isi duodenum merupakan campuran enzim pancreas yang aktif, asam empedu, lisolesitin dan lemak yag telah mengalami emulsifikasi. Semuanya ini mampu menginduksi pancreas akut. Asam empedu mempunyai efek detergen pada sel pancreas, meningkatkan aktivasi lipase dafosfolipase A, memecah lesitin menjadi lisolesitin dan asam lemak dan menginduksi spontan sejumlah kecil tripsinogen sehingga berikutnya mengaktivasi proenzim pancreas yang lain. Selanjutnya perfusi asam empedu ke dalam duktus pancreatikus yang utama menambah permiabelitas sehingga menyebabkan perubahan structural yang jelas.
Kelainan histology utama yang ditemukan pada pankreatitis akut adalah nekrosis koagulasi parenkim dan piknosis inti atau kariolisis yang cepat diikuti oleh degradasi asini yang nekrotik dan absorpsi dbris yang timbul. Adanya ema, pendarahan dan rombosis menunjukkan kerusakan vascular yang terjadi bersamaan.

C. Tanda dan Gejala
Secara klinis pankreatitis ditandai oleh nyeri perut yang akut disertai dengan kenaikan enzim pancreas dalam darah dan urin.
Gejala klinis
1. Rasa nyeri yang tiba-tiba pada daerah epigastrium
2. Muntah
3. Demam
4. Tanda-tanda kolaps Kardiovaskuler
5. Gangguan pernafasan
6. Adanya ikterus
7. Terjadi asites

D. Pemeriksaan Fisik
1. Nyeri tekan pada perut bagian atas ( epigastrium)
2. Tanda-tanda pertonis local dan umum
3. Palpasi dalam,kebanyakan dapat dirasakan seperti ada massa di epigastrium
4. Mengurangnya/menghilangnya bising usus
5. Suhu yang tinggi

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboraturium
a. Enzim amylase dan atau lipase serum
b. Leukositas
c. Test fungsi hati
d. Hiperglikemia
e. Kadar gula darah
f. Kadar kalsium
g. Kadar kolesterol serum
2. Ultrasonografi (USG)
3. CT Scan abdomen

F. Pengobatan/ Terapi
Tujuan pengobatan pada pankreastitis akut adalah menghentikan proses peradangan dan autodigesti atau menstabilkan sedikitnya keadaan klinis sehingga memberi kesempatan resolusi penyakit tersebut.
Adapun terapinya dengan tindakan konservatif dan pembedahan. Tindakan konservatif masih dianggap terapi dasar pankreatitis akut, terdiri atas :
1. Pemberian analgesic yang kuat seperti petidin atau pentazokin.
2. Pankreas diistirahatkan dengan cara pasien puasa.
3. Diberikan nutrisi parenteral total berupa cairan elitrolit, nutrisi dan cairan protein plasma.
4. Penghisap cairan lambung pada kasus berat untuk mengurangi sekresi gastrin dari lambung dan mencegah isi lambung memasuki duodenum untuk mengurangi rangsangan pada pancreas.








Terapi tambahan atau dasar problem yang timbul pada pankreatitis akut

No Problem Tindakan

1 Renjatan Cairan parenteral, albumin sesuai tekanan vena sentral, dopamine.
2 Sepsis Antibiotik
3 Gagal ginjal Hemodialisis
4 Gangguan respirasi O2, bantuan pernafasan (PO2 < 60 mmHg)
5 Hipokalsemia Infus kalsium dan albumin
6 Hiperglikemia Insulin
7 Intoksikasi Lavase eritonium
8 Batu bilier Papilotomi endoskopi
9 Trombosis vena Heparin














BAB II
ASUHAN KEPERWATAN

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pankreatitis
1. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin terjadi :
a. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan asupan cairan akibat mual dan muntah.
b. Kekurangan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan pemasukan nutrisi yang tidak adekuat akibat muntah, anoreksia, gangguan pencernaan akibat penurunan enzim-enzim pankreas.
c. Terjadi Infeksi berhubungan dengan penekanan imun, Defisiensi nutrisi, kerusakan jaringan dan penyakit kronis
d. Diare berhubungan dengan ekskresi lemak dalam feses yang berlebihan
e. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi pankreas dan meluasnya inflamasi ke saraf pleksus retroperitoneal

2. Rencana Keperawatan
a. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan asupan cairan akibat mual dan muntah
• Hasil yang diharapkan : pasien mampu mempertahankan terpenuhinya kebutuhan cairan secara adekuat dan kriteria hasil :
1) Asupan cairan minimal 2000 ml/hari (kecuali ada kontra indikasi).
2) Tidak ada tanda dehidrasi,dibuktikan oleh tanda vital stabil,tugor kulit baik,nadi perifer kuat dan kapilery refil cepat.
3) Hasil lab menunjukkan perbaikan.
• Intervensi :
1) Awasi tanda vital dan ukur CVP bila perlu
Rasional : Perpindahan cairan perdarahan, dan menghilangkan vasodilator juga faktor depresan jantung yang dipicu oleh iskemia pankreas dapat menyebabkan hipertensi berat. Penurunan curah jantung atau perfusi organ buruk terhadap episode hipotensi dapat mencetuskan luasnya komplikasi sistemik.
2) Ukur asupan cairan dan pengeluaran cairan secara periodik dan hitung keseimbangan cairan tiap 24 jam.
Rasional : Indikator kebutuhan penggantian atau keefektifan terapi.
3) Timbang berat badan dengan menggunakan waktu dan alat yang sama sesuai kondisi.
Rasional : Penurunan berat badan menunjukkan hipovolemia, namun edema, retensi cairan dan asites mungkin ditunjukkan oleh peningkatan berat badan.
4) Kolaborasi dengan dokter dalam hal pemeriksaan penunjang,pemberian terapi yang sesuai dan diet.
Rasional : Pemberian terapi dan diet yang sesuai dapat mempercepat proses penyembuhan penyakit dan pemeriksaan penunjang dapat menunjukkan adanya perbaikan atau komplikasi.

b. Kekurangan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan pemasukan nutrisi yang tidak adekuat akibat muntah, anoreksia, gangguan pencernaan akibat penurunan enzim-enzim pankreas.
• Hasil yang diharapkan : pasien mampu mempertahankan terpenuhinya kebutuhan nutrisi secara adekuat dan kriteria hasil :
1) Berat badan meningkat/mendekati berat badan normal.
2) Pasien menujukkan keinginan untuk mengikuti diet sesuai dengan kebutuhan.
3) Pasien tidak mengalami tanda malnutrisi.
4) Menunjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan normal.
5) Sistem pencernaan berfungsi normal (tidak mengalami diare, peristaltik usus dalam batas normal).
• Intervensi :
1) Observasi tanda vital dan peristaltik usus secara periodik.
Rasional : Distensi abdomen dan atoni usus sering terjadi sehingga mengakibatkan penurunan atau tak adanya bising usus
2) Bantu pasien dalam pemilihan makanan yang memenuhi kebutuhan nutrisi dengan cara membuat rencana menu.
Rasional : Kebiasaan diet sebelumnya mungkin tidak memuaskan pada pemenuhan kebutuhan saat ini untuk regenerasi jaringan dan penyembuhan. Makanan penghasil gas dapat mengakibatkan rangsangan berlebihan pada pankreas atau berulangnya gejala.
3) Jelaskan pada pasien pentingnya nutrisi yang adekuat bagi metabolisme tubuh dan pemulihan kesehatan
Rasional : Memberikan dasar pengetahuan tentang pentingnya nutrisi dalam proses pemulihan
4) Catat tanda peningkatan haus dan berkemih atau perubahan mental dan ketajaman visual.
Rasional : Mewaspadakan terjadinya hiperglikemi karna peningkatan pengeluaran glukagon atau penurunan pengeluaran insulin.
5) Sajikan makanan dalam porsi kecil, sering dan dalam keadaan hangat.
Rasional : Meningkatkan selera makan pasien dan tetap memenuhi kebutuhan nutrisi pasien
6) Anjurkan pada keluarga untuk membawakan makanan kesukaannya dari rumah dengan tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi dan diet pasien
Rasional : Makanan kesukaan dapat meningkatkan selera makan dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pasien, tapi tetap sesuai dengan diet yang ditentukan

c. Terjadi Infeksi berhubungan dengan penekanan imun, Defisiensi nutrisi, kerusakan jaringan dan penyakit kronis
• Hasil yang diharapkan : Pasien dapat terhindar dari infeksi dengan kriteria hasil :
1) Tidak terdapat tanda – tanda radang
2) Suhu tubuh normal
3) Hasil laboratorium tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
4) Berpartisipasi pada aktivitas untuk menurunkan resiko infeksi
• Intervensi :
1) Gunakan tekhnik aseptik ketat bila bekerja dengan infus, drein, kateter. Dan ganti balutan dengan cepat
Rasional : Membatasi sumber infeksi, dimana dapat menimbulkan sepsis pada pasien.
2) Tekankan pentingnya mencuci tangan dengan baik
Rasional : Menurunkan resiko kontaminasi silang dengan pasien lain
3) Observasi tanda-tanda infeksi secara periodik
Ikterik kolestatik dan penurunan fungsi paru mungkin tanda pertama sepsis dari organisme gram negatif. Dan pemeriksaan secara periodik dapat menunjukkan perubahan pasien.
4) Kolaborasi degan dokter dalam pemberian therapi antibiotik sesuai indikasi
Rasional : Antibiotik spektrum luas secara umum dianjurkan untuk sepsis. Namun terapi akan didasari pada kultur organisme khusus.
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemerikasaan laboratorium
Rasional : Mengidentifikasi adanya infeksi dan organisme penyebab

d. Diare berhubungan dengan ekskresi lemak dalam feses yang berlebihan
• Hasil yang diharapkan : Pasien menunjukkan pola defekasi normal dengan kriteria hasil :
1) Frekuensi dan karakteristik feses normal
2) Turgor kulit baik
3) Tanda-tanda vital dalam batas normal
4) Peristaltik usus normal
5) Hasil pemeriksaan laboratorium elektrolit dalam batas normal
• Intervensi :
1) Observasi warna, konsistensi, frekuensi dan jumlah feses
Rasional : warna, konsistensi, frekuensi dan jumlah feses digunakan sebagai acuan dalam memantau kondisi pasien.
2) Pantau bising usus secara periodik
Rasional : Distensi abdomen dan atoni usus sering terjadi sehingga mengakibatkan penurunan atau tak adanya bising usus
3) Pertahankan balance cairan adekuat dalam 24 jam
Rasional : Indikator kebutuhan penggantian cairan dan atau keefektifan terapi
4) Observasi tanda-tanda vital dan tanda dehidrasi secara periodik
Rasional : Mengetahui perubahan pasien secara spesifik dan berkala untuk memberikan terapi dan penanganan lebih lanjut
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi, diet dan pemeriksaan penunjang
Rasional : Terapi yang sesuai dapat mempercepat proses pemulihan

e. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi pankreas dan meluasnya inflamasi ke saraf pleksus retroperitoneal
• Hasil yang diharapkan : Nyeri pasien berkurang sampai dengan hilang dengan kriteria hasil :
1) Pasien mengatakan nyeri berkurang/ hilang (skala nyeri 1 – 0)
2) Tanda vital menunjukkan hasil perbaikan
3) Ekspresi wajah tampak cerah dan sikap tubuh rileks
4) Pasien dapat istirahat atau tidur dengan tenang
• Intervensi :
1) Observasi keluhan verbal nyeri, lihat lokasi dan intensitas khusus (skala 0 – 10). Catat faktor-faktor yang meningkatkan dan menghilangkan nyeri
Rasional : Nyeri sering menyebar, berat dan tidak berhubungan pada pankreatitis akut atau perdarahan. Nyeri berat merupakan gejala pada pankreatitis kronis.
2) Pertahankan tirah baring selama serangan akut. Berikan lingkungan yang tenang
Rasional : menurunkan laju metabolik dan rangsangan/ sekresi Gastrointestinal, sehingga menurunkan aktivitas pankreas
3) Pertahankan lingkungan yang bebas makanan berbau
Rasional : Rangsangan sensori dapat mengatifkan enzim pankreas sehingga dapat meningkatkan nyeri.

4) Berikan pilihan tindakan yang nyaman (misalnya; pijatan, nonton TV) atau menggunakan tehnik relaksasi
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan memapukan pasien untuk memfokuskan perhatian, dapat meningkatkan koping.
5) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik pada waktu dan dosis yang tepat
Rasional : Nyeri berat/ lama dapat meningkatkan syok dan lebih sulit hilang, memerlukan dosis obat lebih besar yang dapat mendasari terjadinya komplikasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar